Membahas transportasi sekolah tidaklah mudah, karena sangat kompleks dan tergantung pada banyak hal. Berikut ini adalah beberapa pertimbangan dalam menentukan transportasi sekolah.
Membahas transportasi sekolah tidaklah mudah, karena sangat kompleks dan tergantung pada banyak hal. Berikut ini adalah beberapa pertimbangan dalam menentukan transportasi sekolah.



1. Orangtua siswa
Orang tua yang mampu akan menyediakan layanan antar jemput anaknya dari sejak masuk sekolah sampai lulus. Biasanya tersedia sopir dan mobil pribadi. Bentuk hantaran lainnya dilakukan oleh orangtuanya sendiri, biasanya sekalian masuk kerja dan pulang kerja sambil antar-jemput anak sekolah. Ada juga yang menggunakan jasa layanan ojek langganan untuk antarjemput anak.
Ada juga orang tua yang melepas anaknya untuk berangkat dan pulang sekolah tanpa diantar. Mereka ini kadang dibekali kendaraan bermotor atau mobil. Tentu jika di bawah umur otomatis tidak bisa menggunakan SIM, sehingga prakteknya dianggap melanggar aturan lalu lintas.
Ada lagi anak-anak sekolah yang menggunakan transportasi massal, seperti angkot dan bus kota. Mereka terbiasa antri di tepi jalan saat mau berangkat dan pulang sekolah.
Jadi, peran orangtua akan sangat variatif tergantung tingkat ekonomi dan kepeduliannya pada anak sekolah.

2. Karakter anak sekolah
Biasanya usia remaja itu sangat tersedia energi berlebih dan rasa ingin tahu yang besar, namun kurang hati-hati dalam tindakan. Mereka mengutamakan kesenangan sesaat untuk bermain bersama teman-teman sekolahnya.
Jika para siswa ini dilepas sendirian berangkat dan pulang sekolah dengan kendaraan, maka perilakunya ada yang sangat lugu sampai ugal-ugalan. Boleh jadi mereka tidak paham semua rambu-rambu lalu lintas. Kerawanan yang sering terjadi adalah saat menyeberang jalan dan mengendarai kendaraan di bagian tengah badan jalan atau bahkan di lajur yang berlawanan.
Kecelakaan yang terjadi umumnya karena kekurangtahuan mereka dalam berkendara, karena kebanyakan memang belum layak mengendarai sendiri (baca: belum punya SIM).

3. Pihak Sekolah
Pihak sekolah biasanya fokus pada pendidikan di dalam lingkup pagar sekolah, artinya urusan transportasi sekolah untuk para siswanya jarang yang peduli, kecuali pada sekolah-sekolah dengan kemampuan ekonomi tinggi. Imbasnya tentu pada tingginya beaya bersekolah di sana dan atau peran pihak sponsor dengan dana besar.
Ada beberapa kebijakan sekolah yang melarang siswanya membawa mobil, dengan alasan menjaga kebersamaan dalam status sosial. Ada juga yang melarang siswanya bawa kendaraan apapun, biar berangkat dan pulang selalu dalam pengantaran. Dan beberapa kebijakan lainnya.

4. Peran Swasta
Beberapa perusahaan BUMN dan swasta tentunya bisa berperan dalam transportasi sekolah ini, misalnya menggunakan dana CSR. Bus sekolah ada iklan perusahaan tidak apa-apa, karena dalam bisnis tentu menganut kaidah simbiose mutualisme. Semua pihak harus menguntungkan.
Bagi perusahaan kecil, dapat memberikan sumbangan kecil pula, dengan kompensasi iklan logo perusahaan ditempel pada kendaraan.

5. Peran pemerintah
Peran pemerintah sangat penting, namun perlu didistribusi berbagi peran dari pusat sampai pemerintah desa. Misalnya untuk sekolah play grup, TK, dan SD cukup peran dari pemerintah desa. Pemerintah kecamatan peduli untuk SMP dan sederajat. Pihak pemerintah kabupaten/kota peduli pada sekolah SMA dan sederajat. Sedangkan peran pemerintah provinsi dan pusat fokus pada transportasi siswa SMA dan mahasiswa perguruan tinggi.

Jika 5 pihak di atas bisa berkolaburasi, maka pengadaan transportasi massal bisa dilakukan dengan baik. Ada kendaraan yang hilir mudik di jalan utama nasional, ada yang di jalan provinsi, jalan kab/kota dan sampai ke jalan desa. Setiap simpul ada koordinasi dan jam operasioalnya, sehingga bisa saling sambung menyambung.

Transportasi ini khusus untuk siswa berseragam sekolah. Sehingga kita turut membantu kelancaran, kenyamanan dan keamanan dalam proses pendidikan nasional.

Muhamad Kundarto

sumber gambar : google
Axact

Blogfitripuspito

Selamat datang di blog sederhana.

Post A Comment:

0 comments: